Pengertian dan Contoh Konflik Konstruktif

Artikel pembahanan kali ini akan membahas tentang pengertian dan contoh konflik konstruktif yang perlu anda ketahui.

Konflik yang sering terjadi di lingkungan sosial sebenarnya bisa muncul karena adanya ketidaksetujuan dalam cara berpikir dan memandang sesuatu hal yang berbeda antara individu maupun kelompok.

Karena hal tersebut, muncul beberapa macam konflik yang bisa terjadi di tengah kehidupan masyarakat.

Konflik atau permasalahan ini terbagi kedalam beberapa kelompok aktivitas manusia yang ada di dalam masyarakat misalnya konflik sosial, konflik politik, konflik ekonomi, dan lain sebagainya.

Ada juga beberapa jenis koperasi dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu konflik konstruktif.

Pengertian contoh konflik konstruktif

Konflik konstruktif merupakan jenis konflik yang terjadi karena adanya dampak positif yang disebabkan oleh konflik tersebut.

Sehingga konflik konstruktif kadang berakhir menyokong adanya bentuk perubahan sosial yang terpaksa terjadi.

Konflik konstruktif bisa disebut juga sebagai pemecahan masalah sosial yang sangat efektif di tengah kelompok karena dengan adanya konflik tersebut permasalahan bisa memfasilitasi kemampuan untuk menggabungkan kapabilitas sekaligus kapasitas intelektual setiap orang sehingga memunculkan banyak ide baru.

Oleh karena itu, konflik konstruktif sangat penting dalam sebuah organisasi sosial di mana setiap konflik yang terjadi akan dibiarkan berlangsung begitu saja dan tidak boleh dihentikan sedini mungkin untuk mendapatkan kemungkinan yang akan terjadi di waktu yang akan datang.

Konflik konstruktif dinilai sebagai hal positif yang menghasilkan klarifikasi masalah, menghasilkan pembelajaran untuk setiap individu dan kelompok yang ada didalamnya, serta menghasilkan pertimbangan gagasan baru munculnya suatu ide.

Pengertian konflik konstruktif

Konflik konstruktif adalah permasalahan yang didalamnya terdapat proses sosial dan interaksi sosial yang mengarah pada upaya pencarian solusi tentang substansi konflik sehingga timbulnya perbedaan yang berdampak positif dan memberikan keuntungan bagi setiap individu maupun kelompok.

Ciri khas adanya konflik konstruktif adalah munculnya gagasan dan pandangan dunia yang berbeda untuk menggerakkan kelompok dengan tujuan definisi agar mampu meningkatkan produktivitas bukan menghambat produktivitas.

Misalnya dalam rapat konferensi, karyawan yang berdebat dengan manajer karena tenggat waktu proyek bisa memunculkan ide dan kesepakatan baru yang disetujui oleh banyak pihak.

Baca Juga : Balasan Barakallah Fii Umrik

Contoh konflik konstruktif

Contoh konflik konstruktif

Berikut ini beberapa contoh konflik konstruktif yang bisa dilakukan agar menciptakan konflik konstruktif yang sesuai dengan keinginan di lingkungan tempat kita berorganisasi, antara lain:

1. Memperhatikan penggunaan kata tapi

Setiap dampak konflik yang muncul sangat penting untuk memperhatikan bahasa yang digunakan agar tidak menghapus ataupun memberikan dampak negatif dalam pengambilan keputusan.

Secara khusus, penggunaan kata tetapi jika anda mengatakan, “Saya setuju, tetapi…” akan terdengar semakin, “Saya setuju, tetapi inilah mengapa anda salah dalam pengambilan keputusan.”

Anda perlu menjaga cara penggunaan bahasa agar tetap positif dengan mengutarakan pendapat mengenai resiko dan peluang, anda juga perlu menemukan cara lain untuk bisa menguji ide orang lain tanpa pendapat yang mereka sampaikan.

Tunjukkan rasa hormat dengan mengajukan pertanyaan untuk menggali lebih dalam informasi yang dipikirkan oleh orang lain.

Berikan sudut pandang kepada mereka beberapa pemikiran yang anda miliki, jika anda tidak mencoba untuk mengatakan pendapat secara asertiv, anda hanya akan basa-basi dan dianggap tidak tulus.

2. Mengubah semantik

Cara terbaik untuk menggunakan konflik konstruktif adalah dengan mengubah cara pandang anda dengan tidak menganggap segala hal secara pribadi.

Menganggap orang lain tidak setuju dengan ide kita sebagai lawan, malah mendatangkan lebih banyak permasalahan, anggap mereka sebagai seseorang yang membawa ide atau pendekatan baru yang berbeda untuk setiap permasalahan yang dihadapi bersama.

3. Mengandalkan data

Cara terbaik untuk menjaga emosi agar tidak meluap ketika mengajukan pendapat dalam teori konflik konstruktif adalah dengan mengandalkan data ketika berdiskusi tentang suatu konflik.

Dengan menggunakan informasi kuantitatif bisa membantu Anda memecahkan permasalahan yang tepat dengan alasan yang tepat daripada menanggapi firasat dan perasaan yang menerka-nerka tidak menentu.

4. Melatih dan meningkatkan kesadaran diri

Ketika kita berada di tengah konflik dengan seseorang di tempat kerja karena adanya suatu perbedaan pendapat yang menolak pendapat orang lain, bisa saja terjadi pada setiap orang yang ada di perusahaan.

Jika anda menemukan diri anda sendiri atau orang lain usahakan menghindari perubahan, sangat disarankan untuk berhenti dan mencari tahu alasan atau sesuatu yang ada dibalik penolakan diri kita sendiri, dan memberikan dorongan kepada semua pihak untuk melakukan hal yang sama.

Contohnya jika divisi anda diminta untuk menggunakan perangkat baru, tanya kembali kepada diri anda sendiri tentang beberapa pertanyaan seperti di bawah ini:

Apakah anda menolak mengadopsi perangkat baru tersebut karena anda sudah mencoba produk serupa sebelumnya tetapi gagal?

Apakah biaya mengenai perangkat baru tersebut dimasukkan ke dalam anggaran anda?

Apakah tim Anda kekurangan tenaga dan tidak memiliki bandwidth untuk menerapkan perubahan yang ada?

Jika anda dapat mengidentifikasi dan mengkomunikasikan dasar penentangan dari diri anda sendiri terkait perubahan yang ada, anda bisa mulai bergerak maju untuk menemukan solusi memenuhi kebutuhan diri dan pekerjaan anda.

5. Menghindari generalisasi

Jalan menuju penyelesaian konflik konstruktif harus menggunakan bahasa yang rinci dan spesifik serta asertiv.

Hindari generalisasi untuk menemukan kesamaan dan mengurangi reaksi secara emosional terhadap apa yang akan anda katakan kepada pihak bersangkutan.

Tidak ada yang menyukai pernyataan generalisasi atau menyeluruh yang melabeli lawan bicara anda atau membuat asumsi yang salah dan tidak jelas tentang ide yang mereka sampaikan.

Contoh kasus, anda perlu melatih divisi resepsionis untuk selalu tepat waktu dalam pekerjaan, jika sudah masuk waktunya istirahat, mereka harus istirahat, nanti kalau sudah masuk waktunya kembali bekerja, mereka harus datang tepat waktu.

Jangan tunjukan permasalahan tersebut dengan mengatakan hal yang melebeli masalah yang mereka lakukan seperti mengatakan, “Kenapa kamu selalu datang terlambat?”.

Sebaiknya anda membicarakan tentang jumlah waktu dan hari ketika mereka datang terlambat dan bagaimana hal tersebut bisa berdampak pada anggota tim lain secara keseluruhan.

Baca Juga : Pengertian PBB, Sejarah, Organisasi Utama, dan Anggota PBB

Kesimpulan

Itu dia penjelasan artikel tentang contoh konflik konstruktif dan penjelasan pengertiannya agar mudah dimengerti para pembaca.

Semoga artikel contoh konflik konstruktif ini bisa menambah informasi wawasan yang anda butuhkan terkait permasalahan contoh konflik konstruktif yang terjadi di lingkungan tempat anda bekerja atau berorganisasi.

Terima kasih sudah berkunjung untuk membaca artikel contoh konflik konstruktif kali ini dan sampai jumpa lagi di pembahasan artikel berikutnya.